Wednesday, June 22, 2011

Pujangga Gugup

Hitam dan Hijau.
Dan ini adalah batang yang kedua.
Malam sudah berganti shift dengan pagi yang dingin.
Bahkan ayam sudah mulai berisik.

Pujangga yang gugup.
Bukannya tak lagi cinta akan kata-kata.
Namun kata-kata macam apa yang bisa menggambarkan hampa?
Bukankah sebaiknya tak berkata?
Dan membiarkan kertas itu kosong saja.

Bila mesin rusak karena lelah bekerja,
Bila manusia keluh karena mengeluarkan peluh,
Pujangga gugup sekarat karena sudah lama ngadat.
Kehampaan yang statis.
Ketiadaan yang mengiris.

Aktor yang tersesat dalam peran.
Tak bisa kembali.
Kasihan.

Hitam dan Hijau.
Batang yang ketiga.
Subuh sudah kambuh.
Pujangga gugup?
Ia masih tertutup.

No comments:

Post a Comment